Penyebab Artritis Reumatoid

 

Meski penyebab pasti dari Rheumatoid Arthritus masih belum diketahui, beberapa peneliti menduga faktor genetik dan lingkungan. Perubahan gaya hidup, termasuk penggunaan vitamin dan suplemen tertentu, dapat menurunkan kemungkinan terkena penyakit dan bahkan memperbaiki gejalanya. Meskipun saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan Rheumatoid Arthritis, obat-obatan tertentu dapat membantu mengurangi nyeri sendi, peradangan, dan pembengkakan.

Perawatan dini dan pemeriksaan rutin adalah cara terbaik untuk mencegah berkembangnya gejala penyakit. Jika diketahui sejak dini, rheumatoid arthritis bisa disembuhkan. Namun peradangan yang berhubungan dengan penyakit juga dapat merusak pembuluh darah. Jika peradangannya parah, pasien mungkin mengalami komplikasi kardiovaskular. Risiko ini akan bergantung pada beberapa faktor lainnya. Beberapa faktor risiko harus dipertimbangkan sebelum menjalani pengobatan.

Olah raga penting untuk pencegahan RA. Meskipun olahraga adalah cara yang bagus untuk berolahraga, istirahat juga penting. Seperti halnya penyakit apa pun, aktivitas fisik membantu mengurangi kelelahan dan peradangan, jadi sebaiknya seimbangkan aktivitas dengan istirahat. Penting juga untuk beristirahat sesekali untuk menjaga kesehatan sendi dan menghemat energi. RA sulit diobati, jadi olahraga yang tepat diperlukan untuk menjaga mobilitas dan fungsi.

Wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena artritis rematik dibandingkan pria. Mayo Clinic melaporkan bahwa wanita memiliki risiko dua hingga tiga kali lebih besar terkena RA dibandingkan pria. Alasan peningkatan risiko ini diyakini karena perubahan hormonal. Masa menstruasi dan menopause seorang wanita adalah salah satu periode utama di mana tubuh wanita mengalami perubahan hormon. Estrogen dianggap sebagai pelakunya.

Beberapa peneliti percaya bahwa kelainan autoimun adalah penyebab paling umum dari Rheumatoid Artharthritis. Peradangan sendi adalah salah satu gejala utama penyakit ini. Selain nyeri sendi, gejala Rheumatoid Arthurs lainnya antara lain kekakuan, rasa hangat, dan nyeri pada sendi. Rasa sakit dan kaku juga sering terjadi. Yang terbaik adalah mencari pertolongan medis sesegera mungkin untuk mencegah penyakit semakin parah.

Tes x-ray menggunakan radiasi untuk membuat gambar organ dan jaringan internal. Tes aspirasi sendi mengambil sampel kecil cairan dari sendi yang bengkak. Tes ini mencari tanda-tanda asam urat atau infeksi. Biopsi nodul adalah sampel jaringan yang mengandung nodul rheumatoid. Selain tes-tes ini, tes darah terkadang dilakukan untuk menentukan apakah seseorang memiliki antibodi terhadap RA. MRI dapat menunjukkan kerusakan tulang dan peradangan.

 

Mengenai penyebab Artartritis Reumatoid, penyakit ini menyerang semua sendi di tubuh. Jenis yang paling umum adalah sendi kecil di tangan dan kaki, namun bisa juga menyerang sendi dan organ yang lebih besar. Selain pada persendian, hal ini juga dapat menyebabkan perubahan pada kulit dan kuku. Penting untuk mencari diagnosis dokter sedini mungkin untuk mengurangi risiko penyakit.

Orang dengan kondisi ini berisiko lebih tinggi terkena radang sendi jika mereka perempuan. Penyakit ini terbukti memiliki komponen genetik yang lebih kuat pada wanita. Selain itu, penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Beberapa orang membawa varian gen tertentu yang memiliki komponen genetik penyebab penyakit. Situs web https://emeovat.com/ memperingatkan bahwa perokok dua kali lebih mungkin terkena penyakit ini dibandingkan bukan perokok.

Peradangan sendi adalah gejala penyakit yang paling umum, dan pada awal penyakit, gejalanya mungkin ringan atau tidak ada sama sekali. Pada tahap awal, rheumatoid arthritis merupakan gejala penyakit autoimun. Penyakit inflamasi dapat menyebabkan reaksi autoimun dan peradangan. Penyakit radang dapat menyebabkan berbagai jenis kanker.

Ada beberapa tes untuk mengetahui apakah seseorang mengidap penyakit ini. Laju sedimentasi eritrosit (ESR) adalah tes yang mengukur laju penghancuran sel darah merah. Kadar sed yang lebih tinggi menunjukkan peningkatan tingkat peradangan dalam tubuh. Tes protein C-reaktif (CRP) dapat membantu mendiagnosis rheumatoid arthritis.