Komposisi ASI: Kandungan Zat Gizi/Nutrisi dalam ASI

 

Sama seperti darah, air susu ibu merupakan senyawa hidup. ASI bukanlah cairan tubuh yang bersifat konsisten. ASI merupakan sekresi dari kelenjar susu dan komposisi ASI terus menerus berubah yang dipengaruhi oleh pola makan ibu selama kehamilan, tingkat nutrisi ibu, dan interaksi dengan bayi. Setiap ibu menghasilkan susu dengan kandungan nutrisi yang berbeda seperti halnya setiap bayi membutuhkan air susu yang berbeda sesuai dengan yang dihasilkan ibunya. Dengan kata lain, ASI memiliki kekhususan biologis yang terformulasikan secara unik di dalam tubuh ibu sesuai dengan tahapan perkembangan bayi untuk memastikan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu pertumbuhan otak bayi.

Kandungan ASI akan dipengaruhi oleh:

Tahapan penyusuan (laktasi)
Periode kehamilan bayi
Usia ibu
Waktu penyusuan
Pola penyusuan bayi

Volume air susu ibu secara umum:

Dari sejak lahir hingga 24 jam, ibu mengeluarkan kolostrum rata-rata sekitar 37 ml
Dari 24 hingga 96 jam, ada peningkatan volume produksi ASI dalam jumlah kecil
Pada hari kelima: ibu menghasilkan kira-kira 500 ml air susu per hari
Tiga hingga lima bulan: ibu memproduksi air susu sekitar 750 ml per hari
Enam bulan setelah bayi lahir: volume produksi ASI bisa mencapai 800 ml per hari

Kandungan kolostrum
Pada saat bayi lahir, ibu akan mengeluarkan susu kolostrum, yang sering disebut cairan emas, yang sangat bermanfaat untuk bayi baru lahir. Berikut sebagian komposisi kolostrum:

Vitamin dan mineral – di antaranya vitamin A, B carotene dan vitamin E – yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi.
Kadar sel darah putih yang tinggi yang bersifat protektif untuk melawan bakteri dan virus penyebab penyakit pada bayi.
Antioksidan dalam kolostrum membantu mengatasi reaksi inflamasi yang terjadi sebagai respon tubuh terhadap adanya suatu infeksi.
Zat Immunoglobulin A yang bermanfaat untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi.

Komposisi ASI
Lebih dari 90% kandungan dari ASI merupakan air, yang terdiri dari: zat gizi protein, senyawa nitrogen non protein, lipid, oligosakarida, vitamin, mineral, hormon, enzim, faktor pertumbuhan dan agen pelindung. Sisanya, kurang lebih 10% merupakan zat-zat padat yang bermanfaat untuk energi dan pertumbuhan.

Kandungan ASI

Lemak
Kandungan lemak dalam ASI akan berubah-ubah selama masa penyusuan, sesuai dengan kebutuhan kalori bayi yang sedang tumbuh. Pada enam bulan pertama, air susu yang dihasilkan umumnya berkadar lemak tinggi sesuai dengan laju pertumbuhan dan kebutuhan kalori bayi. Pada paruh kedua dari tahun pertama, di mana kebutuhan nutiris bayi mulai bisa didapatkan dari makanan lain, kandungan lemak dalam ASI akan berkurang dan berubah dari susu murni menjadi susu rendah lemak.

Lemak dari ASI mengandung DHA dan ARA yang bisa membantu mendorong pertumbuhan otak secara maksimal dan meningkatkan kecerdasan. ASI juga mengandung enzim dan lipase yang membantu mencerna lemak dari ASI sehingga lebih banyak kandungan lemak asi yang terserap oleh bayi dan hanya sedikit sisa yang terbuang sebagai kotoran.

Di awal penyusuan, air susu yang dikeluarkan berkadar lemak rendah mirip susu skim (biasa disebut juga sebagai foremilk) dan semakin lama penyusuan kadar lemak dalam ASI akan terus meningkat hingga bayi mendapatkan bagian air susu berupa “krim” (hindmilk) yang berkadar lemak lebih tinggi yang akan membuat bayi kenyang dan berhenti makan. Karena itu, pastikan untuk menyusui lebih lama agar bayi mendapatkan susu belakang (hindmilk) untuk mendorong pertumbuhan dan meningkatkan berat badan bayi.
Protein
Ada dua jenis protein yang terkandung dalam susu (baik susu sapi, formula atau ASI), yaitu: dadih dan kasein. Air dadih (whey) merupakan protein yang lembut, mudah dicerna dan sangat bersahabat dengan usus manusia. Sedangkan kasein merupakan protein dadih yang lebih kental dan lebih sulit dicerna usus manusia. Kandungan protein dalam ASI sudah dirancang khusus untuk pertumbuhan bayi. Tidak seperti susu sapi dan susu formula, ASI mengandung lebih banyak protein air dadih yang mudah dicerna bayi. Selain itu, ASI mengandung protein lainnya di antaranya: (1) Taurin (protein otak) yang dapat membantu meningkatkan perkembangan otak dan sistem saraf; (2) Laktoferin yang membantu mengangkut zat besi dari air susu ke darah bayi, menjaga kebersihan bakteri baik yang ada di usus bayi dan mengontrol candida (organisme ragi penghasil racun); (3) Lisozim, protein khusus yang membantu melawan bakteri yang berbahaya dan bertindak sebagai antibiotik alami; (4) Nukleotida, protein yang membantu jaringan lapisan usus untuk tumbuh lebih kuat.
Gula
ASI mengandung lebih banyak laktosa (gula baik) dibandingkan susu jenis lainnya. Laktosa, galaktosa merupakan gizi penting untuk perkembangan jaringan otak dan sistem saraf pusat. Laktosa juga meningkatkan penyerapan kalsium yang berguna untuk pertumbuhan tulang dan membantu meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang bermanfaat, Lactobacillus bifidus.
Vitamin, mineral dan zat besi
ASI mengandung banyak sekali vitamin, mineral dan zat besi yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan bayi. Semua gizi penting dari komposisi ASI tersebut bisa terserap hampir sepenuhnya oleh bayi dan hanya sedikit sekali yang terbuang percuma. Jumlah vitamin, mineral dan zat besi dalam ASI juga terus berubah, sejalan dengan pertumbuhan bayi. Kandungan vitamin dan mineral dari kolostrum (air susu pertama), air susu transisional (ASI di minggu pertama) dan ASI yang sempurna (ASI matang) telah terancang secara alami oleh tubuh ibu sesuai dengan kebutuhan bayi yang terus berubah.

Semua komponen ASI yang sangat bermanfaat untuk bayi tersebut dibantu substansi/zat yang juga terdapat dalam ASI untuk bekerja dan terserap lebih baik oleh bayi. Misalnya kandungan vitamin C yang tinggi pada ASI meningkatkan penyerapan zat besi dari ASI.

Selain sempurna untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, komposisi ASI juga terdiri dari berbagai komponen yang bermanfaat untuk melindungi bayi:

Sel darah putih
Setiap tetes ASI mengandung banyak sekali sel darah putih yang beredar ke seluruh sistem pencernaan bayi. Sel darah putih berfungsi untuk melawan infeksi, menyimpan dan membantu mengedarkan berbagai elemen seperti enzim, faktor pertumbuhan dan protein pelawan infeksi. Komposisi ASI berupa kandungan sel darah putih dalam ASI tertinggi pada minggu awal kehidupan bayi, di mana sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir masih lemah sehingga sangat membutuhkan sel pelindung ini. Sejalan dengan makin matangnya sistem imun bayi, kandungan sel darah putih dalam ASI makin menurun namun tetap ada dalam ASI hingga setidaknya bayi berusia enam bulan.
Imunoglobulin
Selain sel darah putih, terdapat juga antibiotik alamiah lainnya yang terkandung dalam ASI yaitu imunoglobulin. Imunoglobulin adalah protein yang bekerja melawan infeksi dan membunuh kuman yang diedarkan ke seluruh tubuh. Imunoglobulin dalam ASI berguna untuk melapisi usus dan mencegah masuknya kuman serta zat alergen yang tidak diinginkan.

Elemen imunoprotektif (antibodi) yang terdapat dalam ASI:
Sekretonik IgA – melindungi tubuh dari penyerbu luar
Laktoferin – membantu kesehatan saluran pencernaan
Lysozyme – merupakan protein pelindung dari invasi bakteri
Bifidus factor — meningkatkan pertumbuhan bakteri baik pelindung usus
Oligosakarida – mengatur kinerja usus dan membantu pertumbuhan bifidobakteria yang baik di dalam usus
Lipid/lemak susu
Leukosit (sel darah putih) susu

ASI merupakan penangkis infeksi paling efektif untuk bayi yang sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang sempurna. Karena itu, Imunisasi bayi Ibu setiap hari dengan cara memberikannya ASI setiap hari.

Selain itu, air susu ibu merupakan sumber nutrisi yang paling optimal untuk bayi, ASI memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan bayi selama enam bulan pertama kehidupannya. Komposisi ASI terdiri dari zat gizi, hormon, faktor pertumbuhan, kekebalan bawaan, agen, vitamin A, C, B kompleks, ikatan protein, lysozyme dan zat antibodi, selain berbagai faktor lainnya yang membentuk sosok manusia yang kuat dan sehat. Kandungan ASI yang menakjubkan ini membuat bayi ASI umumnya memiliki motilitas lambung, massa mukosa, imunitas bawaan usus, otak dan pertumbuhan retina yang lebih baik.

Komposisi ASI dan berbagai kandungan zat gizi/nutrisi serta zat kekebalan yang terdapat dalam ASI tersebut – yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dari sejak lahir hingga bayi berusia enam bulan dan bahkan hingga bayi berusia dua tahun atau lebih – merupakan alasan terbaik bagi ibu untuk memberikan asi sebanyak dan selama mungkin kepada bayi.

Susui bayi secara eksklusif sebanyak-banyaknya selama enam bulan pertama kehidupannya. Sesudah enam bulan pertama, Ibu bisa mengenalkan makanan lain kepada bayi pada saat bayi mulai menunjukkan minatnya akan makanan lain. Ibu bisa meneruskan pemberian ASI hingga bayi berusia dua tahun, atau bahkan lebih, karena kandungan asi setelah 6 bulan (bahkan kandungan asi setelah 2 tahun) tetap memiliki banyak nutrisi dan zat kekebalan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.